Kenapa Harus Berbohong ?

Liar

Kenapa sih harus berbohong untuk menyembunyikan sesuatu? Tidak ada orang yang senang kalau dibohongi, kalau bohongnya ga ketauan sih aman-aman saja, tapi ketika kebohongan itu terungkap, pasti harus ada lagi kebohongan lain yang dilakukan untuk menutup kebohongan yang sebelumnya.

Itulah manusia, kadang dengan gagahnya dia bersembunyi dibalik kebohongan. Siapapun kita pasti pernah berbohong, hanya levelnya saja yang membedakan. Dan berlaku pula sebaliknya, siapapun kita pasti pernah juga dibohongi, dengan level yang berbeda pula.

Bohong dianggap sebagai suatu penyakit perilaku (behaviour disturbance), kadang hal ini menjadi kebiasaan yang mengakar dan menjadi sebuah karakter yang melekat kuat pada pribadi seseorang.Β  Hal ini akan berimbas pula pada pola hubungan sosial kemasyarakatannya. Orang yang gemar berbohong, ya atau lebih tepatnya kita sebut pembohong, akan selalu bersembunyi di balik kebohongannya, dan bukan tidak mungkin akan senantiasa membawa kebohongan ini di lingkungan sosial manapun ia berada.

Sembunyi di balik kebohongan

Lalu pertanyaannya, Kenapa harus berbohong?

Secara psikologis, setidaknya ada 4 faktor yang menjadi dasar atau alasan orang berbohong, :

1. Faktor Kepribadian

Maksudnya, adanya pribadi atau dorongan dari dalam diri manusia itu sendiri untuk cenderung lebih suka berbohong. Bagi mereka yang melakukan kebohongan jauh lebih banyak biasanya disebut dengan pseudologia fantastica.

2. Faktor Konteks Sosial,

Yaitu, adanya konteks sosial tertentu yang menyebabkan seseorang melakukan kebohongan. Terdapat banyak sistuasi dimana seseorang didorong untuk berbohong.

3. Faktor Kemanfaaatn Bagi Pembohong.

Yaitu, adannya kemanfaatan yang diperoleh dari pelaku kebohongan ini. Yang jelas, kenapa mereka mau bebohong, jawaban pastinya adalah, karena ada keuntungan yang dia peroleh dari kebohongan tersebut. Misalnya, melindungi kepentingan, melindungi diri dari rasa malu, melindungi privasi, dan masih bamyak lagi.

3. Faktor Kemanfaatan Bagi Orang lain

Pernah dengar kan mereka yang berbohong dengan mengatas namakan kebaikan. nah ini mungkin salah 1 contohnya. Mereka berbohong karena memlindungi orang lain, yang mereka anggap itu sebagai kebaikan. Baik atau tidak yang sebenarnya, hanya Tuhan yang tahu πŸ™‚

Pembohong pun juga memiliki level masing-masing lho, mereka dapat dibedakan menjadi :

Pembohong Sesekali

Pembohong sesekali ini sebenarnya tidak terbiasa berbohong. Hanya karena beberapa alasan mereka melakukannya, misalnya karena melindungi privasi diri, melindungi teman, dan sebagainya. Setiap kebohongan yang ia lakukan pasti menyimpan ketakutan, ketakutan akan kenyataan yang sebenarnya. Mereka yang masuk pada level pembohong sesekali ini akan benar-benar memikirkan kata-kata yang akan mereka ucapkan sehingga terkesan masuk akal. Namun, karena mereka tidak terbiasa berbohong, bahasa tubuh mereka tetap akan menunjukkan banyak tanda bahawa mereka sedang berbohonbg. Jadi tipe pembohong macam ini masih mudah untuk diketahui.

Pembohong Berkali-Kali

Mereka yang masuk pada level pembohong berkali-kali adalah orang-orang yang telah terbiasa berbohong. Sehingga mereka tak perlu lagi memikirkan kata-kata yang akan mereka ucapkan, karena mereka telah terbiasa berbohong sepanjang hidupnya. Walaupun sebenarnya mereka menyadari bahwa mereka telah berbohong. Orang-orang tipe ini kadang terjebak sendiri dengan kebohongan mereka, misalnya terjebak dalam tindakan mereka yang tidak sesuai dengan kata-kata yang mereka ucapkan (yah namanya juga bohong :D)

Pembohong Alami

Adalah mereka yang telah terbiasa berbohong dalam keseharian mereka. Sehingga kebohongan itu terlihat sangat alami, bahkan pelakunya pun kadang tak sadar bahwa mereka sedang berbohong. namun ketika mereka ditekan dengan pertanyaan yang menyudutkan, baru lah terlihat dari bahasa tubuh bahwa mereka sedang menyembunyikan sesuatu.

Pembohong Profesional.

Kalau pembohong tipe ini adalah mereka yang telah menggunakan kebohongan sebagai profesi mereka. Biasanya para pembohong profesional telah begitu terlatih dan telah mempertimbangkan benar-benar skenario kebohongan yang akan mereka mainkan.

Kita bisa tau ga sih seseorang itu sedang berbohong atau tidak? Menurut DR. Paul Ekman, Professor psikologi di University of California sangat sulit untuk mengetahui seseorang itu sedang berbohong atau tidak. Menurutnya mimik atau bahasa tubuh saja tidak cukup sebagai patokan.Kita justru bisa tahu seseorang berbohong atau tidak, ketika kita juga mengetahui bagaimana sikap orang tersebut ketika sedang tidak berbohong. Hal ini menandakan kita harus mengenali lebih dalam orang tersebut.

Ciri kebohongan vokal paling umum adalah jeda dan kesalahan berbicara. Hal ini disebabkan karena ketidaksiapan berbohong, sehingga mereka gelagapan dalam mengantisipasi pernyataan atau konfirmasi. Namun sebenarnya hal ini juga tidak dapat menjadi patokan utama. Kuncinya, kita harus lebih dulu mengenal siapa lawan bicara atau orang yang sedang kita curigai.

Ciri lain, pembohong sangat tidak menyukai penjelasan yang terperinci. Hal ini dapat kita manfaatkan, kita dapat menggunakan hala-hal kecil dan detil. Detil-detil ini dapat menyulitkan pembohong untuk mengingat segala sesuatu yang telah ia ungkapakan sehingga mereka dapat terjebak pada hal-hal yang bertolak belakang, dengan demikian kita dapat mengetahui apakah ada kejanggalan dari semua penjelasannya.

Seperti kata AA Gym, para pembohong akan dipenjara oleh kebohongannya sendiri. Berarti kalau kita ingin merdeka dari kebohongan, ya jangan ciptakan kebohongan dong. Gampangnya kalau sudah tahu gimana kecewanya ketika dibohongi, ya berusahalah untuk tidak membohongi orang lain, karena kepercayaan tidak bisa ditukar dengan apapun. Lagipula kualitas jiwa seseorang kan salah satunya bergantung dari ucapannya, kalau ucapannya ga bisa dipercaya, berarti kualitasnya juga dipertanyakan πŸ™‚

29 thoughts on “Kenapa Harus Berbohong ?

Leave a reply to widyawidluv Cancel reply